Ekonomi Megapolitan

Fahmi, Pedagang Puluhan Tahun di Tanah Abang yang Kini Juga Jadi Petani Durian

Fahmi Sugiarto, pedagang Pasar Tanah Abang yang telah puluhan tahun meneruskan usaha keluarganya di sektor UMKM, tetap setia berjualan di kiosnya meski penjualan menurun. (Foto: Dok. Pribadi)

Jakarta, Naratara.com – Di tengah hiruk pikuk Jakarta, Pasar Tanah Abang tetap berdiri sebagai ikon perdagangan yang melegenda. Namun, di balik etalase kain dan baju yang berjajar, tersimpan cerita para pedagang yang kini harus menghadapi kenyataan pahit: sepinya pembeli.

Salah satunya adalah Fahmi Sugiarto. Sejak kecil, ia sudah akrab dengan pasar ini. Orang tuanya memulai usaha di Tanah Abang puluhan tahun silam, dan Fahmi tumbuh besar di antara gulungan kain, seruan tawar-menawar, serta riuh langkah pembeli.

“Dulu dagang enak, banyak pembeli dari luar kota, bahkan pedagang kaki lima di Jakarta juga ramai belanja di sini. Sekarang jauh dari harapan,” ucap Fahmi, mengingat masa-masa sebelum pandemi Covid-19 yang membuat roda ekonomi tersendat.

Meski pasar tak lagi seramai dulu, Fahmi tetap setia membuka lapak. “Tanah Abang ini punya sejarah buat keluarga saya. Orang tua mulai dari sini, jadi saya merasa harus meneruskan,” ujarnya.

Lulusan S1 Ekonomi ini mengaku, ilmu yang didapat di bangku kuliah membantunya mengelola usaha, baik di pasar maupun di sektor pertanian. “Belajar ekonomi bikin saya paham soal manajemen usaha dan peluang pasar. Jadi ketika pasar sepi, saya tahu harus cari sumber pendapatan lain,” katanya.

Galunggung Award 2025: 30 Tokoh Lintas Bidang Diganjar Penghargaan di Tasikmalaya

Kini, selain berdagang, Fahmi juga fokus mengelola kebun durian milik keluarganya di Padang, Sumatera Barat. Kebun itu memiliki ribuan pohon durian dari berbagai varietas — Monthong Padang, Musang King, hingga durian lokal unggulan.

“Semua buahnya bagus dan enak. Sekarang saya juga banyak waktu di kebun. Lebih menantang, dan ada harapan besar saat panen,” ujarnya. Panen raya dijadwalkan pada Desember mendatang, dan Fahmi berharap hasilnya bisa menopang kehidupan keluarga.

Fahmi menegaskan bahwa para pedagang di Pasar Tanah Abang adalah bagian dari sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung perekonomian. “Pemerintah wajib membantu pelaku UMKM, termasuk kami para pedagang pasar, agar tetap bertahan dan berkembang,” tegasnya.

Meski membagi waktu antara Tanah Abang dan kebun durian, Fahmi menyimpan harapan yang sama: agar Pasar Tanah Abang kembali bergeliat seperti dulu. “Pasar ini sudah legendaris. Saya berharap pemerintah bisa lebih memperhatikan, supaya pembeli mau datang lagi,” pungkasnya.(red)

Dari Media ke Budaya: Tundra Meliala Raih Penghargaan Adiluhung

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
×